AYAT-AYAT CINTA (the GUE version)

April 24, 2007 at 3:24 am (AYAT-AYAT CINTA (the GUE version))

Hmm…

Gue pada dasarnya kurang suka baca novel, apalagi baca novel yang tebel-tebel. Bukan kenapa-napa… gue cuma ngerasa kayak gak ada kerjaan laen aja ngabisin waktu baca yang banyak-banyak kayak gitu. Makanya waktu dulu-dulu temen-temen pada asyik rebutan giliran baca Harry Potter, gue termasuk orang pertama yang ngetawain mereka. Waktu loe kelampau berharga, masa dibuang-buang buat baca kisah mistis tebel yang lebih cocok buat bantal tidur itu…. Dan biasanya yang gue ejek cuma ngasih sorotan mata nggak suka, mesem-mesem sambil bibir manyun……..

Namun, nyatanya gue mesti meralat dikit pernyataan gue tadi. Ternyata membaca novel kadang-kadang menyenangkan juga…. (dengan penekanan di kata kadang-kadang. Gue tetep bertahan gak hobi baca novel tebel). Beberapa jam yang lalu gue baru aja menamatkan satu novel cinta yang sangat keren menurut gue. Habiburrahman elShirazi dengan novelnya yang fenomenal “Ayat-ayat cinta”. Hahaha… mungkin ada yang meledek gue, masalahnya novel itu termasuk keluaran yang lumayan lama, bahkan loe-loe mungkin udah lama banget membacanya. Tapi biarin weee…

Masing-masing orang punya kesan tersendiri ketika membaca sebuah prosa atau puisi, menonton film, drama, atau sinetron. Kesan ini tergantung dari maklumat-maklumat sebelumnya yang pernah diterimanya yang menjadi pengalaman dimana otaknya akan menggarap fakta baru dan pengalaman tadi menjadi bentuk sebuah kesan. Setiap orang punya pengalaman berbeda, maka kesannya juga akan berbeda.

Gue gak akan meresensi novel setebal 400an halaman itu, karena sekali lagi masing-masing orang punya kesan berbeda-beda, maka lebih baik mendapatkan ceritanya dari bukunya langsung. Gue gak nyuruh beli lho… kalo ngikutin prinsip gue, selama masih bisa minjam buat apa beli, hehehe… tapi kalo emang mau beli gue saranin beli buku novel karangan kang Abik (panggilan akrab Habiburrahman, pengarangnya) yang lain…. biar gue bisa minjem hehehe… Tapi biarlah gue ceritain sedikit kisahnya… biar…. biarin… gue lagi pengen cerita aja…

Gue paling suka dengan gaya cerita novel ini. Cerita yang bersettingkan negri Mesir ini ditata sungguh apik. Ceritanya segar dengan balutan cinta yang romantis, namun tetap syar’i dan tetap tidak melenceng dari niat utama sang penulis, dakwah! Gue akui pada awal-awal cerita gue hampir aja memutuskan untuk menghentikan membacanya, karena alurnya yang sungguh datar dan bikin mulut menguap lebar. Namun, akhirnya di bab-bab selanjutnya gue akhirnya terkesima dengan kejutan-kejutan yang terdapat dalam novel ini.

Cinta segilima! Lebih keren dari kisah di pilem-pilem india. Fahri, mahasiswa kere dari desa yang dengan segenap pengorbanan akhirnya bisa sampai menuntut ilmu sekolah S2 di AlAzhar, Mesir, universitas tertua di dunia. Fahri gak punya kelebihan dalam hal tampang.. ya standar orang desa lah…. namun kerennya kang Abik, sang pengarang menjadikan Fahri yang ndeso ini menjadi tokoh yang diperebutkan para gadis. Setidaknya ada empat gadis yang menitipkan hatinya ke jiwa Fahri. Nurul, si cantik mahasiswa alAzhar keturunan ningrat santri; Aisha, wanita yang dilukiskan secantik bidadari, kelahiran Turki, dari kalangan jetset; Noura, gadis cantik malang yang hidupnya menderita di bawah tekanan ayahnya; dan Maria, gadis cantik cerdas, tetangganya yang pemeluk kristen koptik. Hebat kan? Kira-kira pada siapa akhirnya labuhan hati Fahri berlabuh? Hehehe… empat-empatnya!? Itu sih mau loe! Fahri memilih Aisha, bukan.. bukan karena dia yang paling cantik dan paling kaya. Namun karena Aisha lah yang pertama kali mengutarakan cintanya, saat ketiga yang lainnya hanya memendam dalam dada. Namun tragisnya, ketiga cewek yang tersisa gak terima begitu aja. Perjuangan belum berakhir! Nurul yang pertama menulis surat cinta gak lama setelah Fahri dan Aisha menikah, saat-saat keduanya berbulan madu. Isinya, kegelisahan dan kecintaan yang begitu sangat, dan permintaannya untuk menjadi istri Fahri yang kedua. Kemudian Maria, yang jatuh sakit hingga koma karena mengenang cintanya kepada Fahri. Lalu apa kabar Naora? Gadis malang yang pernah diselamatkan Fahri dari kekejaman ayahnya ini karena merasa sakit hati cintanya tertolak, malah berbalik memfitnah Fahri memperkosanya, yang akhirnya berhasil menjebloskan Fahri dalam siksaan penjara yang terlampau pedih dan bayang-bayang hukuman gantung. Nah, gimana cerita akhirnya? Di sinilah ternyata keajaiban cinta suci terbukti… keajaiban ayat-ayat cinta…. hmmm… baca sendiri aja ya kelanjutannya…

Kisah cinta Fahri yang romantis ini menjadi suatu bukti bahwa syari’at islam tidak pernah menghalang-halangi cinta. Islam malah menjunjung cinta. Nah, karena menjunjung cinta inilah makanya cinta di dalam islam diletakkan di tempat yang agung, cinta suci antara sepasang laki dan perempuan pantang ternodai dan terlalu mulia untuk ditempatkan di kubangan sampah dengan jalan maksiat seperi pacaran, zina, dan lainnya. Cinta itu agung, tempatkanlah dia di tempat yang agung. Maka layaklah kisah Fahri ini dijadikan sebagai rujukan tentang bagaimana cinta agung ini terlaksana, tanpa mengurangi nilai sakral percintaan berupa romantisme dan sensualitas.

Sejenak gue memperhatikan ke diri gue….. si jelek ini…… Hmmm… kayaknya jauh banget kisah gue dengan si Fahri. Mungkin kalo mau disamakan, sama-sama kerenya aja kali… hehehe… namun lainnya….? Fahri, si cerdas yang hafidz qur’an, murid syekh terkenal di Mesir, syeikh Utsman ahli qiraah sab’ah, Fahri yang mandiri, yang romantis, yang tekun beribadah dan pencari ilmu sejati, Fahri yang tegar, Fahri yang dicintai…..

Dan gue….? hehehe…. bicara romantisme cinta, gue pengen mengutip sebuah puisi yang ditulis Fahri dalam buku hariannya di saat-saat masa lajangnya,

Bidadariku,

Namamu tak terukir

Dalam cataan harianku

Asal usulmu tak hadir

Dalam diskusi kehidupanku

Wajah wujudmu tak terlukis

Dalam sketsa mimpi-mimpiku

Indah suaramu tak terekam

Dalam pita batinku

Namun kau hidup mengaliri

Pori-pori cinta dan semangatku

Sebab

Kau adalah hadiah agung

Dari Tuhan

Untukku

Bidadariku

 

Sekali lagi, itu tulisannya Fahri! Tapi kayaknya puisi itu gue banget! Pas dengan kehidupan gue. Entah, gue juga bingung, bisa jadi loe bakal bilang gue abnormal, karena –serius- sampai saat ini gue belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta pada seorang gadis. Aneh ya? Padahal jatuh cinta adalah perasaan yang fitrah yang tidak pernah diharamkan. Yang diharamkan adalah bila manifestasi cinta direndahkan dengan mengikuti jalan yang tak diridhoinya, layaknya pacaran, kumpul kebo, dan lainnya. Sedangkan cinta…. ah ini anugerah indah yang dikaruniakan Allah kepada segenap makhluknya… ”Lalu kemana aja loe selama ini??”

Nah itu dia, gue juga bingung… di samping gue sebaliknya bersyukur bahwa bisa jadi ketumpulan perasaan cinta gue terhadap lawan jenis adalah merupakan karunia dari Allah, sehingga gue yang labil ini tidak terjebak dalam permainan cinta yang diharamkanNya. Ya Allah Mahaadil…. diciptakanNya orang berjiwa labil kayak gue dengan tampang seadanya, karena kalo diberi tampang keren mungkin bakal berpaling dari jalanNya. Tampang pas-pasan aja kadang-kadang masih kurang ajar, apalagi kalo tampang bak selebritis. Alhamdulillah…

Dan jelas tumpulnya perasaan cinta pada lawan jenis ini bisa jadi merupakan sebuah isyarat bahwa gue mesti terlebih dahulu mendahulukan cinta-cinta yang lebih utama, yang bisa jadi telah gue lalaikan… Cinta pada Allah… Cinta pada rasulullah, cinta pada perjuangan di jalan Allah, cinta pada Ibu, pada ayah, pada keluarga…. Gue gak bilang cinta pada lawan jenis itu gak perlu…. namun Bullshitlah… bila ternyata rasa cinta kita terfokus pada lawan jenis dengan mengabaikan atau menomorduakan kecintaan yang lebih Utama. Dan semakin Bullshitlah kata cinta walaupun indah beraneka rasa bila jalan cinta itu bukan jalan yang diridhaiNya

Banyak orang yang bilang, bila keadaan loe dengan idealisme cinta seperti itu, maka loe gak bakal laku-laku…. sebagian lagi mengatakan bagaimana mungkin loe dapat jodoh tanpa pacaran, tanpa menjalin cinta sebelumnya? Gue hanya mengatakan: yuk baca novel ayat-ayat cinta seperti yang gue anjurkan sebelumnya. Simaklah jalan cinta Fahri dan Aisha, betapa indah jalinan cintanya, betapa cocok, betapa romantis, betapa sakinah mawaddah wa rahmah…. dengan catatan, sebelumnya mereka tidak pernah berpacaran! Dan gue juga banyak menemukan puluhan bahkan ratusan contoh serupa tentang betapa bahagia dan langgengnya pasangan yang menikah tanpa embel-embel pacaran sebelumnya. Sebaliknya ratusan bahkan ribuah kasus pasangan yang telah meniti titian pacaran sebelum pernikahan dengan begitu lama, setelah menikah ternyata dalam waktu sekejap ambruk hancur lebur.

Lalu dengan bagaimana jodoh didapatkan? Sederhana sekali ketika kita mempercayai takdir. Bahwa kita ini diciptakan Allah berpasang-pasangan. Allah menciptakan kita, dan Allah menciptakan bagi kita pasangan yang sesuai. Kemudian atas izin Allah juga di suatu waktu dipertemukanNya. Maka sebaik apa sang jodoh, tergantung sebaik dan setakwa apa kita. Sehingga rumusnya sederhana sekali: tingkatkan ketakwaan loe pada Allah, maka jodoh loe akan sebaik apa yang loe idamkan. Dan loe bakal terkejut, karena layaknya bidadari surga nan sucilah yang kemudian menghampiri loe!

Dan cinta….. persis seperti yang diungkapkan Fahri ketika menasehati Nurul, ”Cinta dua insan yang berbeda jenis yang sejati adalah cinta yang terjalin setelah akad nikah. Yaitu cinta kita pada pasangan hidup kita yang sah. Cinta sebelum menikah adalah cinta semu yang tidak perlu disakralkan dan diagung-agungkan” gue setuju dengan loe, Fahri!

Maka di suatu saat, ketika  ada yang iseng nanya ”lalu bagaimana kriteria bidadari yang kelak loe pilih?” maka gue hanya menjawab, bidadari yang mau diajak ke surga! Orang Yahudi memilih wanita karena kekayaannya, orang Nasrani karena kecantikannya, orang Arab jahiliyyah karena keturunannya, namun muslim memilih wanita karena ketakwaannya…. begitu sabda Rasulullah. Kecantikan sepuluh tahun lagi pudar, kekayaan bakal musnah, namun takwa itu abadi. Gue ingin bidadari gue di dunia juga adalah bidadari gue di akhirat kelak…..

 

Segera kan kujemput engkau bidadari

Bila tiba waktu pertemukan aku

Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati

Teguhkanlahku dilangkah ini

Dipencarian hakikat diri

Dan izinkan kujemput bidadari

Tuk bersama menuju Mu mengisi hari..          

(Nasyid Menjemput Bidadari, Epicentrum)

17 Komentar

  1. vi2 said,

    aduh! situ ketinggalan banget kena sindrome ayat2 cinta. dah lama kali… ;P sy aj dah baca dua tahun yang lalu, itu juga termasuk ketinggalan. hwehe! btw, dah baca yang baru blom? dwilogi “ketika cinta bertasbih” ? gak kalah bagus loh. tapi jgn bilang pgn pinjem y! coz itu juga boleh pinjem. heheheuy!

  2. saveusgelap said,

    Biarin……! Weeee…

  3. Al-k said,

    yeeeeeeeeeeeeeeeeee … kok malah berantem.
    ayo berantem, ayo berantem.

  4. vi2 said,

    sudah-sudah…jangan ber….teman!

  5. AL-k said,

    sebagai saudara kita harus sadar, eling, kalo berantem harus ada yang nengahin. Ayo siapa yang mau berantem ??? Daftar Segera ?? Paling lambat setelah penutupan ! ;D~

  6. saveusgelap said,

    hihihi…. siapa yang mau berantem?

  7. vi2 said,

    eh, ada buku (baca: novel) bagus tuh. sbnrnya si dah agk lama. tapi bwt seorang yang gak bukan pecinta novel spt sy ini, buku itu termasuk layak dikonsumsi. judulnya “hafalan sholat delisa” penulisnya tere~liye. berlatar belakang tsunami di aceh, buku ini bnr2 bkn gw nangis dayak. mo pinjem? wakaks, sy jg blh pnjm (baca:ngembat) dari psntren ade sy. oia, penerbitnya republika.
    bwt org2 yg gak bgitu sk novel (macam sy), ni sy ksh referensi buku fiksi bagus (menurut kacamata sy): toto chan, a child called it, trs pa lg ya… lupa…jrg baca novel si…

  8. rex said,

    halo, senang bertemu dengan orang sableng seperti anda!
    coz biasanya orang sableng itu punya energi yang dahsyat bro!
    selamat karena anda telah menjadi orang yang gw incer tuk gw rekrut buat meledakkan dunia yang sudah mulai menyebalkan ini.
    apakah anda berkenan?
    bukankah anda juga memiliki sepasang mata yang selalu memandang sesuatu yg jarang dipandang oleh orang2 banyak?
    oke…
    terus menulis, Bro!
    gw yakin tulisanlo bisa meracuni banyak orang.
    sebar virus anda…
    dan, jujur saja, gw udah terinfeksi.

    salam

    rex si tukangtidur

  9. xfieldyx said,

    halaah…
    c author mah ga sableng mas….
    normal-normal aja kalee…hehehehe(malah ngajak berantem)
    piss ahh…
    asik deh tulisannya…
    terus berkarya…
    viva la straightedge!!

  10. violet said,

    wiih..kena banget ni tulisan nya

  11. Dan's said,

    Ass, …. penulis syair “menjemput bidadari” (Dpicentrum/Dan’s) telah menerbitkan novel pertamanya lho ….. judulnya “rembulan di langit hatiku”. Penerbitan novel ini berbarengan dengan penerbitan album dengan judul album yang sama “rembulan di langit hatiku”. Sebelas syair yang menjadi syair lagu di album “rembulan di langit hatiku” adalah syair-syair yang terdapat juga di novel “rembulan di langit hatiku”.

    Berikut sedikit sinopsis dari novel yang insya Allah kaya akan hikmah tersebut 🙂

    “….. berkenankah engkau menjadi rembulan di langit hatiku? hati yang merindukan lembut cahayanya? Berkenankah engkau menjadi Aisyah-ku? seperti kehadiran Aisyah r.a. dalam kehidupan Nabi Saw.? Berkenankah engkau ….. menjadi istriku?

    Bidadari itu terdiam mendengar apa yang kukatakan. Ia tak berucap meski hanya sepatah kata, pandangannya menerawang angkasa. Sejenak kemudian ia menatap mataku, lalu ia alihkan pandangannya ke pepohonan yang tumbuh di sekeliling kami. Air mata … mengalir lembut … lembut sekali … di pipinya.

    ————————————————-

    Novel romantis ini berkisah tentang sebuah perjuangan, untuk mewujudkan cinta sejati. Cinta yang tak hanya berjalan sendiri, … tetapi menyelaraskan kehadirannya bersama percikan-percikan akal, dan getar-getar nurani.

    Bila cinta itu telah datang, … adakah seorang yang bisa bersembunyi dari pesona yang dibawanya?

    Bila kerinduan itu telah tiba, … adakah seorang yang bisa mengelak dari kehadirannya?

    =======================================================

    Profil Penulis
    Dani Setiawan (Dan’s) menjalani masa-masa sekolahnya di Bandung. Setelah lulus dari SMAN 2 Bandung, ia melanjutkan S1 di ITB, lulus dengan predikat “sangat memuaskan”. Setelah merasakan atmosfer “kerja” di Jakarta dan Bogor, ia kemudian melanjutkan S2 di ITB, lulus akhir tahun 2006. Pada tahun 2003, ia sempat mempublikasikan syair-syair yang pernah dibuatnya, dalam sebuah album-musik indie “Seismic, terlabuhkan/rumahku surgaku”. Pada tahun 2005, ia kembali mempublikasikan syair-syair yang dibuatnya, dalam sebuah album-musik indie “Epicentrum/Dan’s, menjemput bidadari”. Hobby menulis mulai tumbuh sejak ia masuk di sekolah menengah tingkat pertama. Novel ini adalah buku pertama yang dipublikasikannya. Novel ini sendiri terbit bersamaan dengan terbitnya album indie “Dan’s, rembulan di langit hatiku”

    ==================================================

    Buku diterbitkan oleh: SATU LUBUK–Relung Hati

    Salam menjemput bidadari 🙂

  12. aiy said,

    walau sepi, tapi keren juga,,,,,
    nice to know all…

  13. aisyah said,

    ayat-ayat cinta yang movie na pasti keyen

  14. orang banjar said,

    yang ku tahu cinta ( yang dimaksudkan sesama manusia) dalam Islam
    1. mencintai perbedaan, maksudnya klo loe cowo’ maka carilah cewe’. soalnya lesbonk atawa hombrenk haram dalam Islam
    2.gak masalah umur, gak akan masalah bagi yang tidak mempermasalahkannya
    3.materi, uang emang gak bisa membeli segalanya, namun segalanya perlu uang.
    4.nasib, tau ja lho maksudnya.

    but yang penting bukan cinta kita terhadap sesama jenis…eh manusia. sebab cinta kepada sesama manusia gak penting2 amat sehingga butuh pengorbanan atau pembuktian apapun. cinta kepada Allah yang penting, dan cinta ini yang butuh pembuktian. kita hidup lillahita’ala, mati lillahita’ala jadi nikah juga musti lillahita’ala.
    (tambahan:masuk surga Lillahita’ala, sugih Lillahita’ala, bungas Lillahita’ala, kalaupun jelek kaya’ yang punya blog ini mohon sabar semua ini pasti ada hikmahnya hehehe)
    yang pasti hidup harus realistis

    ngomongin relistis gue juga baru baca nopel ini jadi tenang loe ada temennya.
    disana Fahri diceritakan emank punya tampank pas2an, pas cerdas pula (sungguh kebetulan yang menyenangkan bagi Fahri)hal inilah yang jadi magnet bagi akhwat untuk melengketkan setiap imajinasinya pada Fahri.
    alur yang bagus tapi ketengah2 gue jadi cekikikan sendiri ( bukan karena malam jum’at kliwon lhooo) karena ceritanya jadi terlalu berlebihan……..
    tapi bagian yang paling gue suka adalah pada saat fahri menjabarkan rencana hidupnya… uuuiiiihhh itu bagian paling smart yang ada di buku.
    selebihnya….. BIASA AJA TUH

  15. Sabrina said,

    hmmm…baru nongol neh…
    i wish i could be Aisyah…
    hehehe..:)

  16. akbar mustafa said,

    novel ayat-ayat cinta tidak memiliki tempat terbit

  17. arin said,

    betol betol betol…….

Tinggalkan Balasan ke vi2 Batalkan balasan